Awal Mula
“ Dan ketika Tuhanmu berkata kepada para Malaikat, Sesusungguhnya Aku akan menjadikan di muka bumi seorang Khalifah. Para Malaikat berkata apakah Engkau hendak menjadikan dimuka bumi orang-orang yang berbuat kerusakan dan melakukan pertumpahan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memujiMu dan memahasucikan Engkau. Allah SWT bersabda Aku lebih mengetahui apa- apa yang tidak kalian ketahui” (QS: Al-baqarah:30)
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya” (Al-Hadits)
Pertanyaan apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk senantiasa menjadi perdebatan yang mungkin masih ramai sampai saat ini. Ada yang berpendapat seseorang akan jadi pemimpin tanpa melalui proses pembentukan lewat pendidikan dan pelatihan, dan pada sisi lain ada yang berpendapat bahwa pemimpin lahir lewat sebuah pendidikan dan latihan. Jika kita bercermin pada ayat dan hadits yang dikemukakan di atas maka secara hakikat pemimpin adalah hal yang melekat pada setiap manusia di manapun dan dari manapun ia lahir, karena itulah sejatinya tujuan manusa diciptakan tetapi agar ia betul-betul mampu menjadi pemimpin sejati yang membawa kemaslahatan dan kedamaian di bumi ini maka dibutuhkan proses pendidikan dan latihan.
Pendidikan yang merupakan proses pembangunan manusia seharusnya memiliki tujuan yang selaras dengan tujuan diciptakannya manusia. Pendidikan haruslah menjadi sarana agar manusia mampu secara baik dan benar memerankan tugas atau amanah hidupnya sebagai Khalifah di muka bumi. Pendidikan haruslah menjadi sebuah proses menghindarkan manusia dari berbuat kerusakan di muka bumi dan melakukan pertumpahan darah.
Pendidikan sejati adalah pendidikan yang memiliki tujuan sesuai tujuan penciptaan. Pendidikan yang mampu melahirkan manusia-manusia yang membawa kemaslahatan dan kedamaian. Pendidikan yang mampu melahirkan generasi pemimpin peradaban. Pendidikan sejati dibangun di atas tonggak-tonggak pilar peradaban Islam : Iman yang terpatri, akhlak yang mempersona, kecintaan pada ilmu, melahirkan para pemimpin muda, dan kemandirian pada ekonomi.
Memimpin peradaban dimulai dari memimpin diri. Maka pendidikan sejati harus mampu mengantarkan setiap anak didiknya mengenal dan memahami potensi dirinya, bersyukur dengan mengembangkan, mendayagunakan dan memaksimalkannya untuk sebanyak-banyaknya manfaat bagi manusia dan alam. Pendidikan sejati harus mampu menjadikan setiap anak didik bukan hanya tahu tetapi terampil dan mampu bersikap dengan bijaksana. Pendidikan sejati harus mampu membangun karakter dan akhlak mulia lebih utama dari pencapaian angka-angka. Pendidikan sejati harus mampu mengembangkan logika dan cara berfikir yang luas dengan melakukan banyak percobaan dan melakukan berbagai pengalaman. Pendidikan sejati harus mampu menjadikan setiap anak bertanggungjawab dan mandiri dalam kehidupannya.
Setelah memimpin diri kemudian memimpin sekitarnya. Maka pendidikan sejati harus menjadikan setiap anak didik dekat dengan kehidupannya. Pendidikan adalah mengalami kehidupan. Untuk itu pendidikan sejati tidak boleh lepas dari konteks alam dan masyarakatnya. Pendidikan sejati harus mampu menjadikan anak didik sangat faham dan peka terhadap lingkungan, sehingga mampu bermanfaat dan menjadi solusi bagi lingkungan dan masyarakatnya.
Sekolah Alam Bogor adalah sebuah upaya menghadirkan pendidikan sejati dengan misi menyiapkan generasi pemimpin peradaban. Upaya ini akan berarti dan menjadi sebuah gerakan besar jika setiap kita bersungguh-sungguh untuk saling menguatkan dan mengokohkan.
Dari Sekolah ke Komunitas ke Peradaban
It takes a village to raise a child…
Kata-kata bijak dari Afrika tersebut banyak dikutip untuk menggambarkan perlunya dukungan dan kerjasama semua pihak dalam menumbuhkan dan mendidik anak. Tidak cukup hanya Sekolah dan orangtua, melainkan juga butuh peran masyarakat atau komunitas. Perlu sebuah “kampung” untuk mendidik anak.
Keberadaan “kampung” atau komunitas sebagai tempat anak-anak tumbuh dan berkembang semakin menemukan relevansinya dalam konteks kini. Di tengah zaman yang terus berubah, kita dihadapkan dengan berbagai tantangan sekaligus peluang dalam menumbuhkan anak–anak. Kita diselimuti kekhawatiran tentang keamanan dan pengaruh buruk lingkungan saat anak-anak berada diluar rumah. Namun, membuat benteng yang mengisolasi anak dari lingkungan luar juga bukan pilihan bijak.
Proses penumbuhan dan pendewasaan anak memerlukan interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakat. Sekolah tidak lagi cukup sebagai satu-satunya tempat belajar. Kegiatan belajar yang baik seharusnya “menembus dinding kelas dan melewati pagar sekolah”. Alangkah beruntungnya anak-anak, jika lingkungan di sekitar mereka tidak hanya menjadi tempat bermain yang aman, namun juga menjadi tempat mereka mengeksplorasi banyak pengetahuan dan pengalaman yang kaya makna.
Yayasan Progress Insani dan Sekolah Alam Bogor meyakini bahwa sekolah masa depan adalah sekolah yang menyatu dengan komunitas di sekelilingnya. Transformasi menuju sekolah berbasis komunitas inilah yang sekarang menjadi visi baru sekolah ini. Upaya ini dilakukan dengan membangun kerjasama dengan masyarakat /komunitas yang ada sekitar sekolah.
Seluruh lembaga dan komunitas yang ada di dalam lingakaran Yayasan Progress Insani dan Sekolah Alam Bogor berada dalam satu payung besar bernama “Komunitas Salam”. Lembaga-lembaga dan komunitas yang ada diharapkan bisa saling bersinergi, bekerjasama, saling membantu dan saling memberi arti serta menguatkan makna melalui berbagai program dan beragam kegiatan bersama.
Kalau sinergi itu sudah terwujud, insya Allah Komunitas Salam akan semakin membesar dan akan terus meluas cakupan aktivitasnya. Dengan sendirinya pula Komunitas Salam akan mampu memperkuat maknanya sendiri sebagai komunitas yang bisa memberi manfaat, baik bagi orang-orang yang ada didalamnya, maupun yang ada disekitarnya. Jadi, mari kita kerja bareng untuk membesarkan Komunitas Salam untuk mewujudkan peradabam yang lebih baik.